SEJARAH SINGKAT TARUNG
DERAJAT
Motto : “Aku Ramah Bukan Berarti Takut – Aku Tunduk Bukan Berarti Takluk”
Salam persaudaraan , BOX !
“JADIKANLAH DIRIMU OLEH DIRI SENDIRI !”
Seni Ilmu Olah Raga Bela Diri TARUNG DERAJAT dideklarasikan kelahirannya dibumi persada Indonesia tercinta, di Bandung 18 Juli 1972 oleh peciptanya seorang putra bangsa yaitu Guru : Haji Achmad Dradjat yang memiliki nama julukan (Panggilan) Aa Boxer. Nama panggilan Aa Boxer diterapkan dan melekat pada diri Achmad Dradjat, setelah dirinya mampu dan berhasil menggunakan dan menerapkannya Seni Pembelaan Diri karya ciptanya didalam berbagai bentuk perkelahian, dimana butuh dan harus BERKELAHI atau BERTARUNG dalam rangka BERJUANG untuk mempertahankan kelangsungan hidup, menegakkan kehormatan dan membela kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari selaras dengan kodrat hidupnya.
Salam persaudaraan , BOX !
“JADIKANLAH DIRIMU OLEH DIRI SENDIRI !”
Seni Ilmu Olah Raga Bela Diri TARUNG DERAJAT dideklarasikan kelahirannya dibumi persada Indonesia tercinta, di Bandung 18 Juli 1972 oleh peciptanya seorang putra bangsa yaitu Guru : Haji Achmad Dradjat yang memiliki nama julukan (Panggilan) Aa Boxer. Nama panggilan Aa Boxer diterapkan dan melekat pada diri Achmad Dradjat, setelah dirinya mampu dan berhasil menggunakan dan menerapkannya Seni Pembelaan Diri karya ciptanya didalam berbagai bentuk perkelahian, dimana butuh dan harus BERKELAHI atau BERTARUNG dalam rangka BERJUANG untuk mempertahankan kelangsungan hidup, menegakkan kehormatan dan membela kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari selaras dengan kodrat hidupnya.
Jadi sebenarnya keberadaan Tarung Derajat itu adalah identik dengan perjalanan & perjuangan Achmad Dradjat yang juga dikenal dengan julukan Aa Boxer dan kini bergelar “SANG GURU TARUNG DERAJAT”.
Perjalanan & Perjuangan hidup Achmad Dradjat dimulai sejak kelahirannya diatas muka bumi ini, Sang Guru Tarung Derajat dilahirkan di Garut 18 Juli 1951 dari pasangan Bapak dan Ibu H.Adang Latif dan Hj.Mintarsih dalam suasana sedang terjadi pertempuran melawan Gerombolan pemberontak yang dikenal dengan sebutan kelompok Darul Islam (D.I), dalam penyerangan tersebut kedua orang tua Achmad Dradjat sebagai Aktivis Pejuang Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang setelah pasca Kemerdekaan menjadi anggota Polisi Istimewa, menjadi salah satu sasaran operasi dari penyerangan Gerombolan tersebut. Berkat kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa mereka dapat selamat dari peristiwa itu dan saat itulah Sang Guru lahir dalam keadaan sehat, ditengah kejaran para pemberontak.
Peristiwa tersebut telah mengilhami kedua orang tua Sang Guru dengan memberikan nama DARAJAT (DRADJAT / DERAJAT), yang berarti Berkat atau suatu Rahmat karunia Tuhan Yang Maha Esa yang membawa atau mendatangkan kebaikan pada kehidupan manusia, seperti keselamatan dan kesehatan hidup atau kesejahteraan hidup atau juga sebagai harkat dan martabat hidup manusia.
Sejalan dan seiring dengan nilai-nilai riwayat Perjalanan & Perjuangan hidup yang dilakukan Sang Guru Achmad Dradjat (Aa Boxer) dalam menciptakan dan melahirkan Ilmu Bela Diri secara Alami, Mandiri, dan Tersendiri serta kejadian-kejadian hidup yang terjadi selalu dinikmati dengan totalitas berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan tindakan-tindakan yang Realistis dan Rasional, dari hasil perjuangan hidup PRIBADI seperti itu, mencuat sebuah nama untuk diterapkan pada Seni Ilmu Olah Raga Bela Diri Karya Ciptanya, yaitu : “TARUNG DERAJAT.” (Tarung/Bertarung adalah Berjuang dan Derajat adalah Harkat martabat kemanusiaan)
Pada usia balita Achmad Dradjat pindah ke Bandung mengikuti perjalanan dinas kedua orang tuanya, tinggal di kawasan Tegallega suatu daerah yang keras dan berpenduduk sangat heterogen dengan segala perilaku hidupnya yang dinamis. Situasi dan kondisi seperti itu sangat ditunjang dengan keberadaan sebuah lapangan sangat luas yang beraktivitas hampir 24 jam.
Berbagai macam bentuk kegiatan hidup terjadi dilapangan tersebut, seperti: Kegiatan olah raga, perkelahian massal antar kelompok pemuda remaja, pemerasan, perampokan, perjudian, pelacuran, dsb yang berbau kriminalitas maupun kemaksiatan. Dalam waktu-waktu tertentu lapangan tersebut juga dipakai untuk kegiatan kemasyarakatan lainnya oleh seluruh kalangan masyarakat Bandung khususnya dan apabila sesuatu tindak kekerasan terjadi, tidak jarang masyarakat setempat yang berperilaku hidup baik-baik kerap menjadi korban tindak kekerasan.
Kejadian tindak kekerasan tersebut tidak terkecuali sering juga dialami oleh sosok remaja Achmad Dradjat.
Bagi Achmad Dradjat yang sejak masa anak-anak mempunyai postur tubuh lebih kecil dibanding dengan sesama anak lainnya dan sangat menggemari olah raga keras, seperti sepak bola dan beladiri, selain itu dirinya yang berkarakter berani dan ulet, menjadikan hidup dan dibesarkan dilingkungan seperti itu memiliki arti dan tantangan yang tersendiri.
Berbekal didikan Akhlak Budi pekerti dan Ajaran Agama yang diterapkan kedua orang tua dan tertanam serta terpelihara secara ketat dan berdisiplin sejak masa kecil. Aa, demikian dipanggil dalam lingkungan keluarganya (Aa adalah suatu panggilan dalam bahasa daerah sunda bagi anak laki yang tertua atau yang dituakan) mulai memasuki lingkungan yang keras.
Bermacam cara datang dan terjadi perkelahian antar kelompok maupun perorangan, pemerasan serta berbagai bentuk tindak kekerasan lain.
Dalam lingkungan demikian sifat pemberani dan keinginan menolong teman yang dimilikinya, seringkali membuat Aa mengalami berbagai tindak kekerasan, perklelahian demi perkelahian harus ia lalui walau lebih sering kalah dari pada menangnya, dan dengan segala keuletan yang didasari oleh hasil didikan Akhlak dan ajaran Agama yang terus melekat, dirinya mampu menghadapi dan mengatasi berbagai rintangan hidup setahap demi setahap secara pasti, hingga pada usia 13 tahun tindak kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda remaja dan manusia lain yang tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab nyaris merenggut jiwanya.
Bagaimana tidak, peristiwa pengeroyokan dan penganiayaan yang dialaminya itu terjadi ditengah keramaian orang-orang yang hanya bisa menjadi penonton dan sebagian lainnya hanya mampu menjadi penganiaya. Dalam keadaan seperti itu Achmad Dradjat dituntut harus mampu bertahan hidup dalam kesendirian, bukan mempertahankan diri sampai lupa diri.
Sesungguhnya dari kenyataan peristiwa tersebut sangat disadari hanya karena Kebesaran dan Kekuasaan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang menghendaki nasib lain sehingga Aa dapat terselamatkan dari nasib yang lebih buruk lagi.
Kejadian serupa terjadi dialami Achmad Dradjat pada saat belajar latihan beladiri secara resmi sebagai anggota suatu perkumpulan beladiri, dalam peristiwa tersebut dirinya dipaksa untuk berkelahi menggunakan teknik yang berlaku di beladiri itu sendiri melawan anggota senior yang bertubuh jauh lebih besar, dengan demikian Achmad Dradjat yang baru belajar dasar-dasar teknik perkelahian tidak mampu berbuat banyak selain bertahan diri, disaksikan anggota senior lain, pelatih dan guru besarnya yang ada diruang latihan lainnya.
Achmad Dradjat dengan teknik yang terbatas tadi bertarung sampai seluruh badannya penuh dengan luka memar, namun demikian tidak ada fikiran dan rasa dari anggota lain termasuk guru besarnya untuk bertindak, menghentikan dan menyelamatkan perkelahian. Dalam kesendirian sosok remaja Achmad Dradjat kembali harus berjuang diri mempertahankan keselamatan dan kesehatan hidupnya.
Dari perkelahian ke perkelahian itulah maka Achmad Dradjat secara alami tertempa dan terlatih untuk menjawab tantangan hidup yang keras dan dari kerasnya kehidupan yang dialaminya sifat fisik dan sikap mentalnya terbina dan terbiasa untuk menerima kenyataan hidup secara realistis dan rasional.
Kemampuan itu dimiliki karena pada dasarnya, setiap mahluk hidup telah dibekali kemampuan gerak reflek untuk bertahan hidup. Fikiran , rasa dan keyakinan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masanya dan terbayangi sepanjang usia, baik kejadian itu berupa musibah maupun anugerah, pengalaman tersebut pada dasarnya adalah bagian dari proses pembelajaran dan pelatihan otot, 0tak serta nurani untuk menentukan arah hidup yang lebih baik menuju pada kehidupan yang benar selaras dengan kodratnya.
Berbagai macam kejadian dan pengalaman hidup yang terjadi dalam lingkup pembelaan diri yang berasal dan mengandalkan dari gerak reflek dan dorongan naluri ,insting atau garizah yang terus terjadi secara berulang tersebut, mengasah otot, otak serta nuraninya untuk terbiasa menghadapi berbagai ancaman dan terlatih untuk menjawab tantangan hidup, yang berupa menjaga keselamatan dan kesehatan diri, menegakkan dan mempertahankan kehormatan serta membela kemanusiaan.
Bersamaan dengan itulah proses penciptaan gerak dan jurus dibentuk dan diuji dari perkelahian. Proses ini disempurnakan melalui suatu penempaan diri, baik secara fisik maupun mental dengan cara yang tersendiri dan mandiri. Gerakan tubuh yang kemudian menjadi jurus ini, seluruhnya didasari gerak reflek yang alamiah.
Dari penempaan praktis ini gerakan tubuh yang tercipta menjadi sangat efektif bagi suatu pembelaan diri. Gerakan dan jurus serta metode latihan didasari kemampuan alamiah. Semua ini sebenarnya dimiliki semua manusia sebagai fitrah dan bisa dikembangkan secara mandiri, inilah yang mendasari lahirnya sebuah prinsip hidup Tarung Derajat “Jadikanlah Dirimu oleh Diri Sendiri.”
Hingga menginjak usia remaja, Achmad Dradjat telah menunjukan kemampuaan dan keunggulan dalam menghadapi berbagai tindak kekerasan dan perkelahian. Achmad Dradjat juga menularkan kemampuan beladirinya pada rekan-rekan dekat dan masyarakat lain yang membutuhkannya, yang sebagian besar memintanya untuk menjadi Guru.
Akhirnya, pada tanggal 18 juli 1972 diikrarkan pendirian Perguruan Tarung Derajat yang menjadi tanda utama resminya kelahiran Ilmu Olah Raga Seni Ilmu Pembelaan Diri karya cipta Achmad Dradjat.
Gelar “SANG GURU” menjadi sebuah panggilan kehormatan dan penghargaan sekaligus sebagai Saripati Jati Dirinya dari apa yang diperjuangkannya dalam menciptakan ILmu Olah Raga Seni Pembelaan Diri TARUNG DERAJAT bagi murid-murid dan Perguruan Pusat Tarung Derajat.
GREYSIA POLII :)
Greysia Polii
Nama Lengkap : Greysia Polii
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : Selasa, 11 Agustus 1987
Zodiac : Leo
Warga Negara : Indonesia
BIOGRAFI
Greysia Polii adalah salah satu pemain bulu tangkis Indonesia. Ia dikenal sebagai pemain bulu tangkis untuk kelas ganda putri maupun ganda campuran. Anak ke-3 dari lima bersaudara ini menyukai bulu tangkis sejak usia lima tahun. Ibunya rela menjual bajunya untuk membelikan Greys kecil sebuah raket agar ia dapat berlatih secara maksimal.
Greys sekeluarga yang awalnya tinggal di Manado pun akhirnya pindah ke Jakarta demi kepentingan karier Greys. Greys kemudian bergabung di pelatnas sejak tahun 2003 dan dilatih oleh Richard Mainaky and Aryono Miranat.
Di kelas ganda campuran, ia pernah berpasangan dengan Muhammad Rijal dan Tontowi Ahmad. Sementara di kelas ganda putri, ia pernah dipasangkan dengan Heni Budiman, Jo Novita, Vita Marissa, Nitya Krishinda Maheswari, dan kemudian digantikan oleh Meiliana Jauhari. Bersama Meiliana, pemain bulu tangkis yang akrab disapa Greys ini menempati peringkat terbaik ke-8 sedunia untuk kelas bulu tangkis ganda putri.
Pasangan Greys dan Jo mulai ikut di tim Piala Uber Indonesia sejak tahun 2004 dan juga tahun 2008. Pada pertengahan tahun 2008, Greys berganti pasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari, karena usia Jo Novita yang tidak muda lagi dan tidak bisa diharapkan membangkitkan prestasi di sektor ganda putri.
Di awal tahun 2009 prestasi Greysia Polii dengan Nitya belum menunjukkan prestasi, apalagi dengan hengkangnya Vita Marissa dari pelatnas, maka pelatnas memutuskan untuk mengganti pasangan Greys lagi, kali ini bersama Meiliana Jauhari.
Namun, Greys harus mengalami perpisahan kembali pada Januari 2013. Ganda putri Greysia /Meiliana akhirnya harus berpisah dan sudah mempersiapkan diri bersama calon pasangan baru mereka masing-masing pada sejumlah turnamen ke depan. Selama berpasangan, Greysia/Meiliana belum menunjukkan pencapaian maksimal, prestasi terbaik keduanya adalah menjadi semifinalis Djarum Indonesia Open Superseries Premier dan Singapore Open Superseries 2012 serta finalis Taipei Open Grand Prix Gold 2011.
Greysia akan dipasangkan dengan Anggia Shitta Awanda, pemain muda yang bersama Shela Devi Aulia merupakan peraih medali perak World Junior Championships 2011. Greysia/Anggia akan mulai bermain di German Open Grand Prix Gold dan All England 2013.
Greys sekeluarga yang awalnya tinggal di Manado pun akhirnya pindah ke Jakarta demi kepentingan karier Greys. Greys kemudian bergabung di pelatnas sejak tahun 2003 dan dilatih oleh Richard Mainaky and Aryono Miranat.
Di kelas ganda campuran, ia pernah berpasangan dengan Muhammad Rijal dan Tontowi Ahmad. Sementara di kelas ganda putri, ia pernah dipasangkan dengan Heni Budiman, Jo Novita, Vita Marissa, Nitya Krishinda Maheswari, dan kemudian digantikan oleh Meiliana Jauhari. Bersama Meiliana, pemain bulu tangkis yang akrab disapa Greys ini menempati peringkat terbaik ke-8 sedunia untuk kelas bulu tangkis ganda putri.
Pasangan Greys dan Jo mulai ikut di tim Piala Uber Indonesia sejak tahun 2004 dan juga tahun 2008. Pada pertengahan tahun 2008, Greys berganti pasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari, karena usia Jo Novita yang tidak muda lagi dan tidak bisa diharapkan membangkitkan prestasi di sektor ganda putri.
Di awal tahun 2009 prestasi Greysia Polii dengan Nitya belum menunjukkan prestasi, apalagi dengan hengkangnya Vita Marissa dari pelatnas, maka pelatnas memutuskan untuk mengganti pasangan Greys lagi, kali ini bersama Meiliana Jauhari.
Namun, Greys harus mengalami perpisahan kembali pada Januari 2013. Ganda putri Greysia /Meiliana akhirnya harus berpisah dan sudah mempersiapkan diri bersama calon pasangan baru mereka masing-masing pada sejumlah turnamen ke depan. Selama berpasangan, Greysia/Meiliana belum menunjukkan pencapaian maksimal, prestasi terbaik keduanya adalah menjadi semifinalis Djarum Indonesia Open Superseries Premier dan Singapore Open Superseries 2012 serta finalis Taipei Open Grand Prix Gold 2011.
Greysia akan dipasangkan dengan Anggia Shitta Awanda, pemain muda yang bersama Shela Devi Aulia merupakan peraih medali perak World Junior Championships 2011. Greysia/Anggia akan mulai bermain di German Open Grand Prix Gold dan All England 2013.
KARIR
- Atlet Bulutangkis
PENGHARGAAN
2003:
- Juara Nasional ganda putri Kejurnas Bulutangkis 2003 (dengan Heni Budiman)
- Semifinalis ganda putri Malaysia Satellite 2003 (dengan Heni Budiman)
2004:
- Anggota Tim Piala Uber Indonesia (Perempatfinalis)
2005:
- Runner-up ganda Putri SEA Games 2005 (dengan Jo Novita)
- Semifinalis ganda putri kejuaraan Asia 2005 (dengan Jo Novita)
- Semifinalis ganda putri Singapore Open 2005 (dengan Jo Novita)
- Semifinalis ganda putri Hong Kong Open 2005 (dengan Jo Novita)
- Semifinalis ganda putri Swiss Open 2005 (dengan Heni Budiman)
2006:
- Juara ganda putri Philippine Open 2006 (dengan Jo Novita)
- Semifinalis ganda putri Denmark Open 2006 (dengan Jo Novita)
- Semifinalis ganda campuran Singapore Open 2006 (dengan Muhammad Rijal)
2007:
- Runner-up Anggota Tim Piala Sudirman Indonesia 2007
- Juara Beregu Putri SEA Games 2007
- Runner-up ganda putri SEA Games 2007 (dengan Jo Novita)
- Juara putri Kejurnas Bulutangkis 2007 (dengan Jo Novita)
- Runner-up ganda putri Malaysia Open 2007 (dengan Vita Marissa)
- Runner-up ganda campuran Swiss Open 2007 (dengan Muhammad Rizal)
- Semifinalis ganda putri Swiss Open 2007 (dengan Vita Marissa)
- Semifinalis ganda putri French Open 2007 (dengan Jo Novita)
- Semifinalis ganda putri Philippine Open 2007 (dengan Jo Novita)
2008:
- Perempat final ganda campuran Yonex Korea Super Series 2008 (bersama Muhammad Rijal)
- Perempat final ganda campuran Yonex German Open 2008 (bersama Muhammad Rijal)
- Runner-up Tim Piala Uber Indonesia 2008
- Semi finali ganda putri Denmark Open 2008 (dengan Nitya Krishinda Maheswari)
- Semi finali ganda putri World Super Series Masters Final 2008 (dengan Jo Novita)
2009:
- Semi final Tim Piala Sudirman Indonesia 2009
- Runner-Up Aviva Singapore Super Series 2009 (bersama Nitya Krishinda Maheswari)
- Semi final Yonex Japan Super Series 2009 (bersama Nitya Krishinda Maheswari)
- Semi final Yonex French Super Series 2009 (bersama Nitya Krishinda Maheswari)
- Juara Nasional ganda putri Kejurnas Bulutangkis 2009 (dengan Meiliana Jauhari)
- Juara Nasional ganda campuran Kejurnas Bulutangkis 2009 (dengan Tontowi Ahmad)
2010:
- Semi final Tim Piala Uber Indonesia
- Semi final Tim Beregu Putri Asian Games Indonesia 2010
- Runner-up ganda putri Macau Open (dengan Meiliana Jauhari)
- Runner-up ganda putri Indonesia GP Gold (dengan Meiliana Jauhari)
- Semi final ganda putri Singapore Open (dengan Meiliana Jauhari)
- Perempat final Djarum Indonesia Open Super Series (dengan Meiliana Jauhari)
- Perempat final Chinese Taipei Grand Prix Gold (dengan Meiliana Jauhari)
- Perempat final China Masters Super Series (dengan Meiliana Jauhari)
- Perempat final Victor - BWF Superseries Finals (dengan Meiliana Jauhari)
2011:
- Semi final Tim Piala Sudirman Indonesia
- Semi final Swiss Open Grand Prix Gold (dengan Meiliana Jauhari)
- Semi final India Open Super Series (dengan Meiliana Jauhari)
- Semi final Malaysia Open Grand Prix Gold (dengan Meiliana Jauhari)
- Perempat final Singapura Open Super Series (dengan Meiliana Jauhari)
- Perempat final Djarum Indonesia Open Superseries Premier 2011 (dengan Meiliana Jauhari)
- Perempat final Yonex BWF World Championships 2011 (dengan Meiliana Jauhari)
- Runner-up Yonex Chinese Taipei Open (dengan Meiliana Jauhari)
BOLA VOLLY
Sejarah
Permainan Bola Voli
A. Sejarah
Perkembangan Bola Voli di Daerah Asalnya
William G.
Morgan (New York,
1870–1942) adalah tokoh asal Amerika Serikat yang dikenal sebagai pencipta
olahraga bola voli.
Morgan muda
kuliah di Springfield College yang dikelola YMCA (Young Men’s
Christian Association). Di sana ia bertemu dengan James Naismith yang pada
tahun 1891 menciptakan olahraga bola basket. Setelah lulus, pada tahun 1895 ia
mulai bekerja sebagai Direktur Pendidikan Jasmani di YMCA di Massachusetts. Di
sana ia menciptakan permainan bernama Mintoinette yang dirancang tidak
seberat basket agar cocok dimainkan orang-orang yang lebih tua. 9 Februari
1895 menjadi hari kelahiran permainan ini.Dirancang berdasarkan olahraga
lain asal Jerman bernama faustball, permainan yang ini kemudian berganti
nama menjadi volleyball (bola voli).
Setelah
bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta olahraga bola basket
yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28 November
1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama Mintonette. Sama
halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya
sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani. William G. Morgan yang juga
merupakan lulusan Springfield College of YMCA, menciptakan permainan Mintonette
ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan basketball oleh James Naismith.
Olahraga
permainan Mintonette sebenarnya merupakan sebuah permainan yang diciptakan
dengan mengkombinasikan beberapa jenis permainan. Tepatnya, permainan
Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga permainan
menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola
tangan (handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota
YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat
tidak seaktif permainan bola basket.
Perubahan
nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada pada tahun 1896,
pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA Training School.
Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the
Professional Physical Education Training School sekaligus sebagai Executive
Director of Department of Physical Education of the International Committe of
YMCA) mengundang dan meminta Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang
telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang
bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh
instruktur pendidikan jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua
tim yang pada masing-masing tim beranggotakan lima orang.
Dalam kesempatan
itu, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang
dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan
menurut penjelasannya pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh
banyak pemain. Tidak ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam
permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan
bola agar tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah
lain (wilayah lawan).
Demonstrasi
pertandingan yang dibawakan oleh kedua tim, serta penjelasan yang telah
disampaikan oleh Morgan-pun telah membawa sebuah perubahan pada
Mintonette.Perubahan pertama yang terjadi pada permainan tersebut terjadi pada
namanya. Atas saran dari Profesor Alfred T. Halstead yang juga menyaksikan dan
memperhatikan demonstrasi serta penjelasan Morgan, nama Mintonette-pun berubah
menjadi Volleyball (bola voli). Pemilihan nama Volleyball sebagai pengganti
Mintonette-pun tidak dilakukan dengan tanpa pertimbangan. Nama Volleyball
dipilih berdasarkan gerakan-gerakan utama yang terdapat pada permainan
tersebut, yaitu gerakan memukul bola sebelum bola tersebut jatuh ke tanah
(volley).
Pada
awalnya, nama Volleyball-pun dieja secara terpisah (dua kata), yaitu “Volley
Ball”. Kemudian pada tahun 1952, Komite Administratif USVBA (United States
Volleyball Association) memilih untuk mengeja nama tersebut dalam satu kata,
yaitu “Volleyball”. USVBA adalah persatuan olahraga bola voli yang terdapat di
Amerika Serikat. Asosiasi ini pertama kali didirikan pada tahun 1928, dan pada
saat ini USVBA lebih dikenal dengan nama USAV (USA Voleyball). Setelah
demonstrasi tersebut, komite YMCA berjanji untuk mempelajari
peraturan-peraturan permainan yang telah ditulis dan diserahkan ke Morgan.
Beberapa peraturan
yang pertama kali ditulis oleh Morgan adalah penggunaan net setinggi 6 feet 6
inch (ukuran ini disesuaikan dengan tinggi rata-rata orang Amerika yang pada
abad ke-19 tersebut ternyata lebih pendek), lapangan berukuran 7.6 x 15.2 m2,
dan dimainkan oleh beberapa orang pemain. Dalam peraturan lama tersebut,
permainan terbagi atas sembilan babak. Pada setiap babak, masing-masing tim
memperoleh kesempatan untuk melakukan servis (memukul bola di awal
permainan/pukulan bola pertama). Selain itu, dalam peraturan yang pertama kali
dibuat tersebut tidak terdapat batasan kontak antara pemain dengan bola,
sebelum bola tersebut dapat dipukul dan berpindah ke wilayah lawan. Jika pemain
melakukan kesalahan ketika melakukan servis, maka ia masih diijinkan untuk melakukan
servis yang kedua. Sedangkan pemukulan bola ke arah net akan dianggap sebagai
sebuah pelanggaran dan berakibat kehilangan skor, kecuali pada saat melakukan
servis yang pertama. Karena setelah servis pertama, masih terdapat kesempatan
untuk melakukan servis yang kedua. Akhirnya, merekapun memodifikasi dan
menerbitkan peraturan tersebut pada bulan Juli 1896.
B. Sejarah
Perkembangan Bola Voli di Indonesia
Indonesia
mengenal permainan bola voli sejak tahun 1982 pada zaman penjajahan Belanda.
Guru-guru pendidikan jasmani didatangkan dari Negeri Belanda untuk
mengembangkan olahraga umumnya dan bola voli khususnya. Di samping guru-guru
pendidikan jasmani, tentara Belanda banyak andilnya dalam pengembangan
permainan bola voli di Indonesia, terutama dengan bermain di asrama-asrama,
dilapangan terbuka dan mengadakan pertandingan antar kompeni-kompeni Belanda
sendiri.
Permainan
bola voli di Indonesia sangat pesat di seluruh lapisan mayarakat, sehingga
timbul klub-klub di kota besar di seluruh Indonesia. Dengan dasar itulah maka
pada tanggal 22 januari 1955 PBVSI (persatuan bola voli seluruh
indonesia) didirikan di Jakarta bersamaan dengan kejuaraan nasional
yang pertama.
PBVSI sejak
itu aktif mengembangkan kegiatan-kegiatan baik ke dalam maupun ke luar negeri
sampai sekarang. Perkembangan permainan bola voli sangat menonjol saat
menjelang Asian Games IV 1962 dan Ganefo I 1963 di Jakarta, baik untuk pria
maupun untuk wanitanya. Pertandingan bola voli masuk acara resmi dalam PON II
1951 di Jakarta dan POM I di Yogyakarta tahun 1951. setelah tahun 1962
perkembangan bola voli seperti jamur tumbuh di musim hujan banyaknya klub-klub
bola voli di seluruh pelosok tanah air.Hal ini terbukti pula dengan data-data
peserta pertandingan dalam kejuaran nasional. PON dan pesta-pesta olahraga
lain, di mana angka menunjukkan peningkatan jumlahnya. Boleh dikatakan sampai
saat ini permainan bola voli di Indonesia menduduki tempat ketiga setelah sepak
bola dan bulu tangkis.
Untuk
pertama kalinya dalam sejarah perbolavolian Indonesia, PBVSI telah dapat
mengirimkan tim bola voli yunior Indonesia ke kejuaraan Dunia di Athena Yunani
yang berlangsung dari tanggal 3-12 september 1989. tim bola voli yunior putra
Indonesia ini dilatih oleh Yano Hadian dengan dibantu oleh trainer Kanwar,
serta pelatih dari Jepang Hideto Nishioka, sedangkan pelatih fisik diserahkan
kepada Engkos Kosasih dari bidang kepelatihan PKON (pusat kesehatan olahraga
nasional) KANTOR MENPORA. Dalam kejuaraan dunia bola voli putra tersebut,
sebagai juaranya adalah :
1. Uni Sovyet
2. Jepang
3. Brazil
4. Bulagaria
5.Kuba
6. Yunani
7. Polandia
Sedangkan Indonesia sendiri baru dapat menduduki urutan ke 15.Dalam periode di bawah pimpinan ketua Umum PBVSI Jendral (Pol) Drs. Mochamad Sanusi, perbolavolian makin meningkat baik dari jumlahnya perkumpulan yang ada maupun dari lancarnya system kompetisi yang berlangsung,; sampai dengan kegiatan yang dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri.
1. Uni Sovyet
2. Jepang
3. Brazil
4. Bulagaria
5.Kuba
6. Yunani
7. Polandia
Sedangkan Indonesia sendiri baru dapat menduduki urutan ke 15.Dalam periode di bawah pimpinan ketua Umum PBVSI Jendral (Pol) Drs. Mochamad Sanusi, perbolavolian makin meningkat baik dari jumlahnya perkumpulan yang ada maupun dari lancarnya system kompetisi yang berlangsung,; sampai dengan kegiatan yang dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri.
C. Pembinaan
Bola Voli Di Indonesia
Perkembangan
bola voli Indonesia dari tahun ke tahun, tidak lepas dari sikap konsisten pihak
Sampoerna Hijau dalam mensponsori setiap event bolavoli di Indonesia baik
ditingkat Nasional maupun event-event lokal.Pembinaan bolavoli di Indonesia
memiliki beberapa jenjang pembinaan resmi PBVSI.
PROLIGA. Adalah event profesional Indonesia. Event ini dikemas dengan penggabungan sebuah kompetisi bolavoli dengan entertainment agar permainan bolavoli bisa melibatkan dan dapat dinikmati oleh banyak orang. Setiap tim yang mengikuti event ini, diwajibkan untuk mengikat pemain – pemainnya secara profesional.
LIVOLI. merupakan even pertandingan antarklub tertinggi di Indonesia. Livoli diikuti 10 klub resmi PBVSI putra dan putri terbaik di Indonesia. Setiap pemain yang berlaga pada even ini merupakan atlet binaan klub atau yang berstatus anggota di klub yang bersangkutan. Melalui even Livoli akan ditentukan peringkat klub secara nasional. Untuk klub yang berada diperingkat 2 terbawah akan terdegradasi dan wajib mengikuti even Kejurnas antarklub.
KEJURNAS. merupakan even yang mempertandingkan semua perwakilan klub resmi daerah yang terdaftar di PBVSI. Klub yang berhak mengikuti kejurnas adalah klub finalis pada even kejurda. Sedangkan untuk klub Finalis Kejurnas memiliki hak promosi untuk mengikuti LIVOLI.
KEJURDA. Even ini dilaksanakan oleh masing-masing propinsi. Kejurda merupakan tolok ukur tingkat keberhasilan pembina.
2.1 Teknik
Dasar Permainan Bola Voli
a. Servis
Teknik dasar
pertama yang dikenal dalam permainan bola voli adalah teknik melakukan servis.
Secara sederhana, teknik servis pada bola voli adalah pemain berdiri di
belakang garis belakang lapangan, melemparkan bola ke udara, kemudian memukul
bola tersebut ke arah lapangan atau area lawan. Meskipun terdengar sederhana, namun
pada pelaksanaan teknik ini juga ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian.
Tujuan
melakukan servis adalah semaksimal mungkin mengarahkan dan menjatuhkan bola
pada area lawan yang kosong atau terlihat lemah, sehingga tidak dapat diterima
oleh tim lawan. Atau, mengarahkan bola ke area lawan dengan keras dan kecepatan
yang tinggi, sehingga tim lawan tidak mampu menahan atau mengendalikannya, dan
diharapkan bola tersebut akan keluar lapangan setelah tersentuh pemain lawan.
Maka untuk memaksimalkan hasil dari servis tersebut, seorang pemain yang
melakukan servis tentunya harus mampu mengatur arah dan kecepatan bola,
sehingga tim lawan akan kesulitan untuk menerima, menahan, maupun mengendalikan
servis tersebut.Ketika bola yang diservis tersebut mendarat ke area lawan
secara langsung (tanpa menyentuh pemain lawan), maka servis tersebut biasa
disebut dengan “ace”. Sebutan tersebut juga berlaku untuk servis yang keluar
lapangan, setelah terlebih dahulu menyentuh salah seorang pemain dari tim
lawan.
Seiring dengan
perjalanannya yang terus exist di dunia olahraga, saat ini teknik servis juga
telah mengalami banyak perkembangan. Teknik servis dalam permainan bola voli
telah berkembang menjadi 9 macam, yaitu:
1 .Underhand
dan Overhand Serve (Servis atas dan servis bawah)
Underhand
serve adalah melakukan servis atau memukul bola dari bawah, yaitu pada
ketinggian sekitar area pinggang pemain. Underhand serve ini merupakan salah
satu teknik servis yang termudah, dan juga sebagai salah satu servis yang
sangat mudah diterima oleh tim lawan. Maka dari itu, teknik Underhand serve ini
jarang sekali digunakan pada kejuaraan tingkat tinggi. Sedangkan Overhand serve
adalah teknik servis yang dilakukan dari atas, yaitu dengan cara melemparkan
bola ke udara kemudian memukulnya setelah bola tersebut kembali turun mencapai
ketinggian di atas bahu pemain.
Gambar
Servis Atas
Gambar
Servis Bawah
2. Sky Ball
Serve
Sky ball
seve adalah sejenis teknik servis underhand yang biasa dipergunakan dalam
permainan bola voli pantai. Dalam Sky ball serve, hasil pemukulan bola (servis)
dibuat melambung sangat tinggi, dan kemudian bola tersebut akan turun kembali
dengan gerakan yang hampir membentuk garis lurus. Tim bola voli pantai
Brazil-lah yang telah menciptakan dan menggunakan teknik servis ini pada awal
tahun 1980-an. Saat ini, jenis teknik servis tersebut sudah dianggap sangat
kuno, sehingga sangat jarang dipergunakan lagi.
3. Line dan
Cross_Court serve
Untuk
membedakan kedua jenis servis ini dapat dilihat dari arah gerakan bola yang
menyeberang ke area lawan. Dalam hal ini, arah gerakan bola dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu menyilang dan lurus sejajar dengan garis memanjang pada
lapangan bola voli.
4. Top Spin
Top Spin
merupakan salah satu jenis Underhand serve. Dalam teknik servis ini, bola yang
dipukul mengenai bagian telapak tangan sekaligus pergelangan tangan. Dengan
teknik ini, bola akan melesat ke area lawan dengan berputar. Putaran tersebut
akan membuat bola melesat dan jatuh ke area lawan dengan cepat, tajam, dan
keras.
5. Floater
Teknik
servis Floater dapat dilakukan dengan cara melompat maupun hanya dengan berdiri
saja. Pada jenis teknik Overhand serve ini, bola yang dipukul tidak berputar.
Servis akan melesat ke area lawan tanpa gerakan berputar pada bola. Meskipun
demikian, teknik servis ini akan menghasilkan gerakan bola yang tidak dapat
diprediksi oleh tim lawan.
6. Jump
Serve
Teknik Jump
serve ini adalah salah satu jenis teknik servis yang paling populer dan paling
banyak digunakan di kalangan tim bola voli tingkat perguruan tinggi maupun
profesional. Teknik Jump serve ini juga masih termasuk dalam kategori teknik
Overhand serve. Pemain yang akan melakukan Jump serve akan melempar bola tinggi
ke udara, setelah sebelumnya melakukan persiapan di luar garis belakang
lapangan. Setelah itu, pemain melakukan langkah pendekatan (penyesuaian)
terhadap bola yang sedang bergerak turun, kemudian ia akan melompat dan memukul
bola tersebut dengan keras. Teknik Jump serve ini akan menghasilkan servis
dengan gerakan bola yang berputar, sangat cepat, keras, dan tajam. Hal inilah
yang membuat teknik servis ini menjadi sangat populer di kalangan para pemain
bola voli.
7. Jump
Float
Salah satu
jenis servis yang juga populer di kalangan pemain bola voli tingkat perguruan
tinggi dan profesional adalah Jump float. Teknik Jump float ini hampir sama
dengan teknik Jump serve dan floater. Pada teknik ini, pemain akan melempar
bola ke udara dengan ketinggian yang lebih rendah dari teknik Top spin jump
serve. Sedangkan kontak dengan bola (pemukulan) tetap dilakukan di udara.
Teknik ini akan menghasilkan servis dengan arah bola yang tidak dapat
diprediksi oleh tim lawan. Hal itulah yang membuat teknik servis ini menjadi
lebih populer dan banyak digunakan pada kalangan perguruan tinggi dan
profesional.
8. Round-House
Serve
Pada teknik
Round-House serve, pemain yang akan melakukan servis berdiri di luar garis
belakan lapangan, dengan posisi salah satu bahu menghadap ke arah net. Setelah
itu, bola dilempar tinggi ke udara dan dipukul dengan menggunakan gerakan lengan
yang berputar dengan cepat. Pemukulan pada bola dilakukan dengan menggunakan
telapak tangan. Hal ini akan memberikan hasil servis dengan putaran bola yang
tinggi.
9. Hybrid
Serve
Salah satu
kategori teknik Overhand serve yang lain adalah Hybrid serve. Pada dasarnya,
teknik Hybrid serve sama dengan teknik Top spin serve. Teknik Hybrid serve ini
juga akan menghasilkan servis dengan arah gerakan yang sangat sulit untuk
diprediksi oleh tim lawan.
b.
Pass/Passing
Salah satu
teknik dasar dan vital yang lain, yang juga wajib dikuasai oleh setiap pemain
bola voli adalah teknik pass. Tanpa adanya penguasaan teknik pass yang baik,
maka sebuah tim tidak akan mampu menghadapi pertandingan dengan baik. Karena,
pass adalah langkah awal yang akan menentukan kemampuan sebuah tim untuk
bertahan dan melakukan penyerangan. Dengan adanya penguasaan teknik pass yang
baik, maka seorang setter akan lebih mudah dalam menyesuaikan arah dan tinggi
bola yang akan diset. Dengan demikian, sang attacker-pun akan dapat melakukan
spike secara maksimal. Pass yang baik, bukanlah pass yang hanya mampu mencegah
bola agar tidak jatuh atau menyentuh area timnya, tetapi juga harus mampu
mencapai posisi setter dengan arah yang tepat, serta dengan gerakan dan
kecepatan yang stabil. Dengan demikian, sang setter dan attacker akan mampu
menciptakan berbagai variasi serangan dengan mudah.
Sebenarnya,
teknik pass ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu teknik Underarm pass
(passing bawah) dan Overhand pass (passing atas).
Underarm
pass atau yang juga biasa dikenal dengan sebutan bump, dilakukan dengan
menggabungkan kedua lengan bawah menjadi satu, dengan arah lurus ke depan. Bola
yang jatuh akan mengenai kedua lengan bawah pada bagian dalam. Teknik ini dilakukan
dengan posisi yang rendah, yaitu dengan ketinggian sekitar batas pinggang
pemain.
Sedangkan
Overhand pass adalah teknik pass yang dilakukan dengan menggunakan ujung jemari
tangan, seperti ketika melakukan set. Teknik ini dilakukan pada posisi di atas
kepala.
C.Umpan
1. Umpan
Kedepan
Pengumpan
menempatkan posisi badan dibawah dan agak dibelakang arah gerak bola, kedua
telapak tangan dan jari² membentuk bulatan ½ lingkaran telah siap didepan atas
muka dahi.
Jenis² Umpan.
a. Umpan Normal/Open.
Bola segera
diumpan keatas dengan kekuatan dorongan lengan, jari dan pergelangan tangan
serta ayunan kaki. Usahakan bola parabol keatas net dengan ketinggian lebih
dari 2m dari tepi atas net. Bola berada diantara smasher dan pengumpan sejajar
net dengan jarak dari net ± 20cm – 50cm.
b. Umpan Semi.
Perkenaan
bola tepat diatas dahi segaris dengan sumbu badan, dimana umpan dilakukan
dengan gerak keatas depan, ketinggian bola diatas tepi net antara diatas 1m s/d
2m. Penentuan kualitas parabol dan jalannya bola tergantung kekuatan jari,
pergelangan tangan dan lengan. Timing pemberian umpan semi dilakukan bila
smasher telah kelihatan bergerak maju awalan dengan jarak ± 1m dari
pengumpan.
c. Umpan Straight/Kamboja.
Parabol bola
antara 0.5m s/d 1.5m dari tepi atas net. Dorongan bola lebih dominan
dibandingkan dengan gerak keatas untuk parabol bola, Bola diatas net meluncur
agak cepat dengan jarak 20cm – 50cm dari net, dimana akhir parabol bola
terletak diatas garis samping lapangan. Begitu bola datang segera dipantulkan
kedepan atas dengan cepat, setelah pengumpan melihat smasher telah berawalan
merapat dengan net diluar garis samping lapngan. Timing pemberian umpan harus
tepat, yaitu saat bola telah didepan atas dahi dan smasher telah siap mengambil
awalan.
d. Umpan Quick.
Teknik umpan
ini memerlukan ketinggian bola 50cm s/d 1m dari tepi atas net. Timing
pemberian bola saat smasher telah melayang keatas didepan pengumpan siap untuk
memukul bola, biasanya pasing bola datang, tunggu sebentar sampai smasher
meloncat untuk menunggu bola diatas net. Gerakan utama dalam umpan pendek ini
adalah kekuatan jari dan pergelangan pengumpan, perkenaan tangan terhadap bola
sama dengan pelaksanaan umpan semi. Arah umpan parabol vertical disebut quick
A, sedangkan parabol straight disebut quick B.
2. Umpan
Kebelakang
Pengumpan
menempatkan posisi badan dibawah bola, badan agak dicondongkan kebelakang
sedikit. Gerak jari & pergelangan tangan lebih aktif, terutama ibu jari,
jari telunjuk dan jari tengah, lengan segaris dengan kecondongan badan bagian
atas saat pelaksanaan umpan. Pandangan kebelakang sedikit untuk melihat
jalannya bola kearah belakang. Jenis umpan kebelakang sama dengan umpan
kedepan.
D.Smash
untuk
serangan guna mematikan lawan
o
Awalan
Berdiri
dengan salah satu kaki dibelakang sesuai dengan kebiasaan individu (tergantung
smasher normal atau smasher kidal). Langkahkan kaki satu langkah kedepan
(pemain yang baik, dapat mengambil ancang² sebanyak 2 sampai 4 langkah), kedua
lengan mulai bergerak kebelakang, berat badan berangsur² merendah untuk
membantu tolakan.
o
Tolakan
Langkahkan
kaki selanjutnya, hingga kedua telapak kaki hampir sejajar dan salah satu kaki
agak kedepan sedikit untuk mengerem gerak kedepan dan sebagai persiapan
meloncat kearah vertical. Ayunkan kedua lengan kebelakang atas sebatas
kemampuan, kaki ditekuk sehingga lutut membuat sudut ±110º, badan siap untuk
meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki yang didepan.
o
Meloncat
Mulailah
meloncat dengan tumit & jari kaki menghentak lantai dan mengayunkan kedua
lengan kedepan atas saat kedua kaki mendorong naik keatas. Telapak kaki,
pergelangan tangan, pinggul dan batang tubuh digerakkan serasi merupakan
rangkaian gerak yang sempurna. Gerakan eksplosif dan loncatan vertikal.
o
Memukul Bola
Jarak bola
didepan atas sejangkauan lengan pemukul, segera lecutkan lengan kebelakang
kepala dan dengan cepat lecutkan kedepan sejangkauan lengan terpanjang dan
tertinggi terhadap bola. Pukul bola secepat dan setinggi mungkin, perkenaan
bola dengan telapak tangan tepat diatas tengah bola bagian atas. Pergelangan
tangan aktif menghentak kedepan dengan telapak tangan & jari menutup bola.
Setelah perkenaan bola lengan pemukul membuat gerakan lanjutan kearah garis tengah
badan dengan diikuti gerak tubuh membungkuk. Gerak lecutan lengan, telapak
tangan, badan, tangan yang tidak memukul dan kaki harus harmonis dan eksplosif
untuk menjaga keseimbangan saat berada diudara. Pukulan yang benar akan
menghasilkan bola keras & cepat turun kelantai.
o
Mendarat
Mendarat
dengan kedua kaki mengeper. Lutut lentur saat mendarat untuk meredam perkenaan
kaki dengan lantai, mendarat dengan jari² kaki (telapak kaki bagian depan) dan
sikap badan condong kedepan. Usahakan tempat mendarat kedua kaki hampir sama
dengan tempat saat meloncat.
Jenis² Smash.
1. Open
Pemukul
melakukan gerak awalan setelah bola lepas dari tangan pengumpan, bola dipukul
dipuncak loncatan dan jangkauan lengan yang tertinggi.
2. Semi
Setelah bola
lepas dipasing kearah pengumpan, pemukul harus mulai bergerak perlahan kedepan
dengan langkah tetap menuju kearah pengumpan. Begitu pengumpan menyajikan bola
dengan ketinggian 1m ditepi atas net maka secepatnya pemukul meloncat
keatas dan memukul bola. Disini kecepatan gerak harus lebih cepat dari pada
smash dengan bola Open
3. Quick
Begitu
melihat bola pasing ke pengumpan, maka pemukul melakukan awalan secepat
mungkin, dengan langkah yang panjang. Timing meloncat sebelum bola diumpan
dengan jarak satu jangkauan lengan pemukul dengan bola yang akan diumpan.
Pemukul melayang dengan tangan siap memukul, pengumpan menyajikan bola tepat
didepan tangan pemukul. Lakukan pukulan dengan secepat²nya, gerakan pergelangan
tangan yang cepat sangat baik hasilnya. Loncatan smasher vertikal, jagalah
keseimbangan badan pada saat melayang.
4. Straight
Smasher
sebelum melakukan gerakan awalan, terlebih dahulu bergerak kearah luar lapangan
mendekati tiang net, smasher melakukan awalan bergerak arah paralel
dengan jaring. Begitu bola sampai dibatas tepi jaring dengan ketinggian optimal
bola, segeralah melompat dan langsung memukul secepatnya. Proses menjalankan
teknik ini lebih cepat dibandingkan smash dengan bola semi.
5. Drive
Smash ini
biasanya digunakan oleh pemain untuk bola jauh dari net, saat meloncat smasher
agak dekat dibawah bola, berbeda dengan saat meloncat pada smash normal. Bola
yang akan di smash terletak diatas kanan bahu lengan pemukul. Gerak lecutan
tangan dari depan atas badan diputarkan kearah yang berlawanan dengan arah
jarum jam, telapak tangan membentuk cekungan seperti sendok. Cambukan keras,
perkenaan bola dibagian belakang kearah bagian muka dengan telapak tangan,
aktifkan gerakan pergelangan tangan . Gerakan cambukan harus dibantu oleh otot²
perut, samping dan bahu. Akibat cambukan kurve jalan bola akan panjang dan
putaran bola menjauhi net, bola bergerak dengan cepat dan tajam.
6. Dummy
Pemain
melakukan gerakan sama dengan pada waktu hendak melakukan smash, tetapi pada
waktu kontak dengan bola, bola tidak dipukul melainkan disentuh saja dengan
jari tangan. Lengan pemukul tetap bergerak dan dengan gerakan jari pemukul
mengarahkan bola ketempat yang tidak terjaga ditempat lawan. Bola dapat
dilambungkan pendek atau panjang tergantung pada situasi.
7. Bola 3 meter
Smash ini
adalah serangan yang dilakukan dari belakang garis serang, pemukul yang
berfungsi sebagai pemain belakang pada saat tolakan tidak boleh menginjak atau
melewati garis serang, tetapi pada saat mendarat boleh saja jatuh didalam garis
serang.
8. Kijang
Biasanya
umpan bola back, pemukul melakukan langkah panjang dan naik dengan tolakan
loncatan menggunakan satu kaki, pemukul tangan kanan menolak dengan kaki kiri.
9. Double Step
Smash dengan
menggunakan gerak tipu, disini pemukul melakukan dua kali gerakan untuk
melakukan tolakan meloncat. Tolakan pertama hanya berupa tipuan untuk mengecoh
block, baru pada tolakan kedua pemukul meloncat dan melakukan serangan.
10. Step L
Smash ini
hampir sama dengan smash normal, tetapi gerakan awalan berbeda. Pemukul melangkah
kedepan, kemudian melakukan langkah kesamping sebelum tolakan, baru kemudian
melompat naik untuk melakukan serangan.
e.
Block/Blokir
Teknik dasar
yang lain, yang terdapat dalam permainan bola voli adalah Block. Teknik ini
digunakan untuk menahan serangan yang dilakukan oleh tim lawan. Pertahanan
dalam teknik block dapat berupa menahan serangan lawan agar bola yang di-spike
oleh pemain dari tim lawan tidak mampu menyeberangi net dan tetap berada di
area lawan. Atau pertahanan yang berupa memperlambat gerakan bola yang telah
di-spike oleh pemain dari tim lawan, sehingga gerakannya menjadi lebih lambat
dan lebih mudah untuk di kendalikan.
Sebagai
salah satu teknik pertahanan yang sangat dibutuhkan dalam permainan bola voli,
maka sebaiknya setiap pemain harus mampu menguasai teknik ini dengan baik.
Untuk melakukan teknik block, pemain berdiri dengan menggunakan kedua kaki dalam posisi yang sejajar. Pada saat yang sama, kedua tangan diletakkan di depan dada, dengan posisi telapak tangan mengahadap ke arah net dan dengan jari-jari terbuka (dikembangkan) selebar mungkin. Untuk melakukan lompatan yang maksimal, lutut ditekuk lebih dalam dengan posisi badan agak condong ke arah depan. Setelah itu, lakukan lompatan dengan menggunakan kekuatan kedua kaki. Pada saat melakukan lompatan, kedua tangan diayunkan lurus ke arah atas secara bersamaan.
Untuk melakukan teknik block, pemain berdiri dengan menggunakan kedua kaki dalam posisi yang sejajar. Pada saat yang sama, kedua tangan diletakkan di depan dada, dengan posisi telapak tangan mengahadap ke arah net dan dengan jari-jari terbuka (dikembangkan) selebar mungkin. Untuk melakukan lompatan yang maksimal, lutut ditekuk lebih dalam dengan posisi badan agak condong ke arah depan. Setelah itu, lakukan lompatan dengan menggunakan kekuatan kedua kaki. Pada saat melakukan lompatan, kedua tangan diayunkan lurus ke arah atas secara bersamaan.
Agar
pertahanan block dapat dilakukan secara meluas, maka jari-jari tangan sebaiknya
dibuka ketika melakukan block. Posisi jari-jari yang terbuka ini akan semakin
mempersempit jalur penyeberangan bola melewati net, sehingga akan memaksimalkan
fungsi block. Ketika spiker dari tim lawan memukul bola, maka blocker yang
sudah berada dalam posisi melayang di udara segera menghadapakan kedua
tangannya ke arah bola tersebut dan berusaha untuk menguasai bola. Sewaktu
tangan melakukan kontak dengan bola, pergelangan tangan menekan dari arah atas
ke depan bawah. Pada saat yang sama, jari-jari kedua tangan sebaiknya
ditegangkan agar dapat menahan tekanan bola dengan kuat. Block yang baik adalah
block yang ketika bola belum dipukul, tangan blocker sudah berada dalam posisi
mengurung bola. Setelah melakukan kontak (block) dengan bola, maka blocker-pun
mendarat kembali ke lantai dengan menggunakan kedua kaki, dan dengan lutut yang
lentur.
f. Dig
Untuk
menyelamatkan bola agar tidak jatuh setelah di-spike oleh tim lawan, maka
biasanya seorang pemain akan melakukan teknik Dig. Teknik ini biasanya
digunakan dalam keadaan darurat. Ketika posisi jatunya bola sudah berada dekat
dengan lantai dan tidak dapat diselamatkan lagi dengan menggunakan teknik pass,
maka teknik Dig inilah yang akhirnya digunakan.
Pada
dasarnya, teknik Dig ini sama dengan teknik pass atau bump. Istilah Overhand
dig digunakan ketika seorang pemain melakukan Dig dengan menggunakan ujung
jemarinya. Sementara Bump dig adalah istilah yang digunakan untuk Dig yang
dilakukan dengan menggunakan kedua lengan yang digabungkan. Dalam teknik Dig,
seorang pemain biasanya juga menampilkan gerakan meluncur (dive), yaitu
melemparkan tubuhnya ke arah depan untuk menyelamatkan bola, yang kemudian
mendarat dengan menggunakan dadanya.
Selain itu,
terkadang seorang pemain juga melakukan teknik yang disebut dengan “pancake”
untuk menyelamatkan bola yang hampir menyentuh lantai.
2.2 Teknik
Permainan Bola Voli
A. Strategi
Strategi
merupakan rancangan langkah-langkah yang sudah diprogram atau direncanakan,
yang akan dilakukan ketika mengikuti sebuah pertandingan.
Pada setiap tim bola voli, ada 5 posisi yang wajib diisi oleh pemain.
Pada setiap tim bola voli, ada 5 posisi yang wajib diisi oleh pemain.
Ke-5 posisi
yang terdapat pada permainan bola voli tersebut adalah =
Setter
Setter adalah pemain yang dispesialisasikan untuk mengatur bentuk penyerangan. Bola kedua setelah pass akan di set oleh setter, kemudian ia akan menempatkan bola di udara agar dapat di spike oleh attacker. Dengan demikian, setter dan attacker harus mampu menciptakan kerjasama dengan baik. Setter harus memiliki kualitas yang bagus dalam menyesuaikan arah dan tinggi bola yang akan di spike. Selain itu, setter haruslah seorang pemain yang lincah dan mampu bergerak dengan cepat di area permainan.
Setter adalah pemain yang dispesialisasikan untuk mengatur bentuk penyerangan. Bola kedua setelah pass akan di set oleh setter, kemudian ia akan menempatkan bola di udara agar dapat di spike oleh attacker. Dengan demikian, setter dan attacker harus mampu menciptakan kerjasama dengan baik. Setter harus memiliki kualitas yang bagus dalam menyesuaikan arah dan tinggi bola yang akan di spike. Selain itu, setter haruslah seorang pemain yang lincah dan mampu bergerak dengan cepat di area permainan.
Libero
Jika kita
memperhatikan sebuah pertandingan bola voli, maka pada setiap tim kita akan
melihat seorang pemain yang menggunakan seragam yang berbeda dengan semua
pemain di timnya. Pemain dengan seragam yang berbeda itulah yang disebut dengan
libero. Dalam bahasa Italia, libero mempunyai arti “bebas”. Sesuai dengan nama
tersebut, maka libero adalah pemain yang dapat secara bebas mengambil alih
peran pemain yang lain. Namun, dalam sebuah pertandingan, libero tidak boleh
memiliki dua posisi atau berganti posisi.
Pada
dasarnya, libero bertugas untuk menerima serangan-serangan (spikes) yang
dilakukan oleh attacker tim lawan. Berdasarkan fungsi utama tersebut, maka
seorang libero tidak harus memiliki postur tubuh yang tinggi seperti pemain
yang lain. Hal ini karena seorang libero tidak bermain di area yang dekat
dengan net. Yang paling ditekankan bagi seorang libero adalah kualitas pass
yang baik, memiliki kecepatan gerak yang tinggi, dan tentu saja harus memiliki
stamina yang baik.
Blocker
tengah (Middle Bolcker) atau spiker tengah (Middle Hitter)
Middle blocker adalah pemain yang pada dasarnya bertugas menahan serangan attacker dari tim lawan. Namun, Middle blocker ini juga dapat bertugas sebagai seorang spiker. Biasanya, Middle blocker ini melakukan spike berupa quick hit.
Middle blocker adalah pemain yang pada dasarnya bertugas menahan serangan attacker dari tim lawan. Namun, Middle blocker ini juga dapat bertugas sebagai seorang spiker. Biasanya, Middle blocker ini melakukan spike berupa quick hit.
Spiker luar
(Outside hitter)
Outside hitter adalah seorang attacker yang melakukan spike dari sisi kiri lapangan. Disebut “Outside hitter”, karena ketika hendak melakukan spike, pemain ini biasanya selalu mengambil awalan dari luar garis samping lapangan.
Outside hitter adalah seorang attacker yang melakukan spike dari sisi kiri lapangan. Disebut “Outside hitter”, karena ketika hendak melakukan spike, pemain ini biasanya selalu mengambil awalan dari luar garis samping lapangan.
Spiker Kanan
(Right Side Hitter)
Right spike hitter adalah lawan dari Outside hitter. Pemain ini menempati posisi yang berlawanan dengan Outside hitter, yaitu di sebelah kanan. Spike-pun dilakukan dari sebelah kanan. Biasanya, Right side hitter adalah salah seorang pemain yang paling banyak melakukan spike dalam sebuah pertandingan bola voli dibandingkan dengan pemain-pemain yang lain.
Right spike hitter adalah lawan dari Outside hitter. Pemain ini menempati posisi yang berlawanan dengan Outside hitter, yaitu di sebelah kanan. Spike-pun dilakukan dari sebelah kanan. Biasanya, Right side hitter adalah salah seorang pemain yang paling banyak melakukan spike dalam sebuah pertandingan bola voli dibandingkan dengan pemain-pemain yang lain.
B. Formasi
4-2, 6-2, dan
5-1 adalah tiga macam formasi standar yang dikenal dalam permainan bola voli.
Untuk pertandingan pada kelas pemula, biasanya menggunakan formasi yang
pertama, yaitu formasi 4-2. Sedangkan pada permainan kelas tinggi, biasanya
menggunakan formasi 5-1. Angka-angka tersebut mengarah pada jumlah pemain yang
akan berperan sebagai spiker dan setter.
Formasi 4-2
Yang dimaksud dengan formasi 4-2 adalah, pada tim tersebut terdapat empat orang pemain yang akan berperan sebagai spiker, dan 2 orang lainnya akan berperan sebagai setter. Pada formasi ini, setter biasanya akan melakukan set dari posisi tengah depan lapangan. Meskipun demikian, kadang setter juga melakukan set dari posisi depan sebelah kanan lapangan. Dengan menggunakan formasi ini, maka sebuah tim akan selalu memiliki dua orang spiker pada bagian depan.
Yang dimaksud dengan formasi 4-2 adalah, pada tim tersebut terdapat empat orang pemain yang akan berperan sebagai spiker, dan 2 orang lainnya akan berperan sebagai setter. Pada formasi ini, setter biasanya akan melakukan set dari posisi tengah depan lapangan. Meskipun demikian, kadang setter juga melakukan set dari posisi depan sebelah kanan lapangan. Dengan menggunakan formasi ini, maka sebuah tim akan selalu memiliki dua orang spiker pada bagian depan.
Formasi 6-2
Pada formasi 6-2 ini, ke-6 pemain dapat berperan sebagai spiker. Dan pada saat yang sama, dua dari enam pemain tersebut juga dapat berperan sebagai setter. Intinya, formasi 6-2 ini sama dengan formasi 4-2, yaitu akan sama-sama memiliki 4 orang pemain yang berperan sebagai spiker dan 2 orang pemain sebagai setter. Perbedaannya, yang berperan sebagai setter pada formasi 6-2 ini adalah pemain yang berada pada barisan belakang. Pemain belakang akan masuk ke depan untuk menjadi setter.
Pada formasi 6-2 ini, ke-6 pemain dapat berperan sebagai spiker. Dan pada saat yang sama, dua dari enam pemain tersebut juga dapat berperan sebagai setter. Intinya, formasi 6-2 ini sama dengan formasi 4-2, yaitu akan sama-sama memiliki 4 orang pemain yang berperan sebagai spiker dan 2 orang pemain sebagai setter. Perbedaannya, yang berperan sebagai setter pada formasi 6-2 ini adalah pemain yang berada pada barisan belakang. Pemain belakang akan masuk ke depan untuk menjadi setter.
Formasi 5-1
Pada formasi 5-1, hanya ada satu orang pemain yang akan bertindak sebagai setter. Ketika setter berada di posisi depan (baris depan), makan tim tersebut akan memiliki 2 orang pemain yang akan berperan sebagai spiker. Sedangkan ketika setter berada di barisan belakang,maka tim tersebut akan memiliki 3 orang pemain yang akan berperan sebagai spiker.
Pada formasi 5-1, hanya ada satu orang pemain yang akan bertindak sebagai setter. Ketika setter berada di posisi depan (baris depan), makan tim tersebut akan memiliki 2 orang pemain yang akan berperan sebagai spiker. Sedangkan ketika setter berada di barisan belakang,maka tim tersebut akan memiliki 3 orang pemain yang akan berperan sebagai spiker.
2.3
Peraturan-Peraturan Dalam Permainan Bola Voli
a. Lapangan
Olahraga
permainan bola voli dimainkan pada sebuah lapangan yang berbentuk persegi
panjang. Seiring dengan terus berkembangnya permainan bola voli, maka
standar-standar ukuran internasional dan sarana pendukung pada lapangan bola
voli-pun telah ditetapkan.
# Panjang
Lapangan = 18 Meter
# Lebar Lapangan
= 9 Meter
Panjangan
lapangan tersebut kemudian dibagi dua dan dipisahkan dengan sebuah net yang
dipasang pada dua buah tiang.
# Tinggi
Net : Putra = 2.43 Meter
:
Putri = 2.24 Meter
#
Lebar
= 1 Meter
Rod / Antena
Rod / antena terbuat dari bahan fiberglass. Ukuran panjang : 180 cm Diameter : 1 cm Warna : selang –seling (merah –putih atau hitam –putih) setiap 10 cm Antena dipasang tepat pada pita batas samping kanan dan samping kiri lapangan, 100 cm menempel pada net dan yang menonjol di atas net sepanjang 80 cm.
Rod / antena terbuat dari bahan fiberglass. Ukuran panjang : 180 cm Diameter : 1 cm Warna : selang –seling (merah –putih atau hitam –putih) setiap 10 cm Antena dipasang tepat pada pita batas samping kanan dan samping kiri lapangan, 100 cm menempel pada net dan yang menonjol di atas net sepanjang 80 cm.
Dalam
lapangan bola voli dikenal istilah garis “3 meter” dari net. Garis tersebut
berfungsi sebagai batas wilayah penyerangan (attack line). Garis 3 meter
tersebut kemudian membagi lapangan menjadi dua bagian, yaitu barisan belakang
(back row), dan barisan depan (front row).
Kemudian,
pada masing-masing bagian itu (back row dan front row) masih dibagi lagi
menjadi 6 area atau 6 titik. Pada keenam area atau titik itulah yang merupakan
posisi para pemain bola voli.
Area “1”
merupakan posisi pemain yang akan melakukan servis berikutnya. Setiap
pergantian giliran untuk melakukan servis, para pemain harus berputar searah
dengan putaran jarum jam untuk mendapatkan giliran melakukan servis. Dengan melakukan
putaran searah dengan putaran jarum jam, maka pemain pada posisi pertama akan
digantikan oleh pemain yang sebelumnya menempati posisi kedua. Sedangkan pemain
yang awalnya menempati posisi 1 akan bergeser ke posisi 6, begitu seterusnya.
Dalam aturan
lapangan bola voli terdapat istilah zona bebas (free zone). Zona bebas ini
merupakan area yang mengelilingi area tim. Para pemain dapat memasuki dan
bermain di dalam zona bebas yang memiliki lebar minimal 3 meter tersebut dengan
bebas, setelah salah seorang pemain melakukan servis. Batas-batas area tim
ditunjukkan dengan menggunakan garis-garis yang tergambar dilapangan. Sedangkan
area penyerangan berada di dalam area tersebut. Garis-garis area tim tersebut
juga menentukan apakah bola yang jatuh akan dinyatakan “masuk” atau “keluar”.
Apabila bola yang jatuh masih menyentuh garis area tim, maka bola tersebut
dinyatakan “masuk”, dan tim lawan akan memperoleh nilai. Namun, jika bola jatuh
di luar garis area tim tanpa menyentuh garis area tim, maka bola dinyatakan
“keluar”.
b. Bola
Bola pada permainan bola voli berbentuk bulat. Lapisan luar : kulit yang lentur Lapisan dalam : karet / sejenisnya Jumlah lajur : 12 –18 lajur Ukuran berat : 250 –280 gram Keliling : 65 –67 cm Tekanan udara : 0,40 –0,45 kg / cm2
Bola pada permainan bola voli berbentuk bulat. Lapisan luar : kulit yang lentur Lapisan dalam : karet / sejenisnya Jumlah lajur : 12 –18 lajur Ukuran berat : 250 –280 gram Keliling : 65 –67 cm Tekanan udara : 0,40 –0,45 kg / cm2
c.
Bentuk-Bentuk Pelanggaran
1.
Pukulan ketiga pada bola harus dapat mengarah dan melewati net ke area lawan.
Jika setelah dipukul sebanyak tiga kali namun bola masih belum berpindah ke
area lawan, maka hal ini dianggap sebagai sebuah pelanggaran.
2.
Setiap pemain hanya diizinkan menyentuh bola sebanyak satu kali, sebelum dioper
ke pemain lain. Jika seorang pemain menyentuh bola lebih dari sekali sebelum
bola tersebut dioper ke pemain lain (secara sengaja maupun tidak), maka hal ini
dianggap sebagai sebuah pelanggaran. Menyentuh bola ketika melakukan block
tidak dihitung sebagai pukulan, maka pemain yang menyentuh bola ketika
melakukan block tersebut masih diizinkan secara langsung untuk menyentuh atau
memukul bola yang terlontar dari block-nya.
3.
Pelanggaran yang lain adalah penggunaan waktu lebih dari 8 detik ketika
melakukan servis.
4.
Jika pemain memegang, mengangkat, atau membawa bola (menyentuh bola dalam waktu
yang lama, bukan memukulnya), maka hal ini dianggap sebagai sebuah pelanggaran.
5.
Spike yang dilakukan oleh pemain pada baris belakang, sementara bola berada
tepat di atas net akan dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Hal ini dapat
dilakukan jika pemain tersebut melompat dari belakang garis penyerangan (garis
3 meter), dalam hal ini pemain diperbolehkan untuk mendarat di depan garis
penyerangan.
6.
Memukul bola yang masih terdapat di area lawan dinyatakan sebagai sebuah
kesalahan.
7.
Menyentuh net dengan salah satu bagian tubuh ( kecuali rambut), ketika permainan
sedang berlangsung akan dinyatakan sebagai pelanggaran.
8.
Pelanggaran yang lain adalah ketika bola mendarat (jatuh) di luar area tim yang
sama, yaitu tim yang terakhir menyentuh bola tersebut.
9.
Pelanggaran yang terkadang juga dilakukan oleh seorang pemain voli adalah
melakukan block atau spike pada bola yang belum melewati net secara sempurna,
ketika tim lawan melakukan servis.
10.
Tindakan lain yang dianggap sebagai sebuah kesalahan adalah ketika pemain pada
baris belakang bergabung melakukan block dengan pemain pada baris depan.
11.
Jika pemain depan dari tim server melompat, melakukan gerakan block, atau
saling berdiri berdekatan ketika salah seorang pemain dari timnya melakukan
servis dengan tujuan untuk menghalangi pandangan tim lawan, maka hal ini juga
dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Tim tersebut akan mendapat peringatan
dari pihak wasit.
12.
Pelanggaran yang lain adalah posisi kaki pemain yang berada di dalam garis
lapangan, atau menginjak garis belakang lapangan ketika melakukan servis
(sebelum bola melewati net).
d. Penilaian
1.
Salah satu tim akan memperoleh nilai secara otomatis jika bola jatuh di dalam
garis area lawan atau ketika tim lawan melakukan sebuah kesalahan. Dalam
peraturan ini tidak meperhitungkan tim manakah yang sebelumnya melakukan
servis. Setelah itu, bola akan berpindah ke tangan lawan, dan tim lawanlah yang
selanjutnya akan melakukan servis berikutnya.
2.
Jika servis sebelumnya dilakukan oleh tim yang memperoleh nilai, maka servis
yang selanjutnya masih akan dilakukan oleh pemain yang sama, yang sebelumnya
melakukan servis.
3.
Posisi pemain harus berputar searah dengan putaran jarum jam jika servis yang
sebelumnya tidak dilakukan oleh tim yang memperoleh poin. Dengan demikian,
servis akan dilakukan oleh pemain yang sebelumnya menempati area 1.
4.
Pertandingan pada setiap set akan berakhir ketika salah satu tim memperoleh
poin 25. 2 poin tambahan akan diberikan ketika kedua tim memperoleh poin yang
sama yaitu pada poin 24.
5.
Biasanya, pertandingan akan dilangsungkan dalam 5 set. Pada set pertama hingga
set ke-4 akan dimainkan hingga 25 poin. Sedangkan pada set ke-5, permainan hanya
akan dimainkan hingga 15 poin. Tambahan 2 poin akan diberikan jika kedua tim
mendapatkan poin yang sama, yaitu pada poin 14.
6.
Terkadang, sistem penilaian pada setiap turnamen atau pertandingan berbeda.
Pada pertandingan tingkat SMU dan profesional biasanya hanya dilangsungkan
hingga 3 set, dengan total poin hingga 30 poin Peraturan penggunaan 25 poin
baru mulai diberlakukan pada tahun 1999. Perubahan peraturan tersebut dilakukan
oleh FIVB pada tahun 1999, dan mulai ditetapkan secara resmi pada tahun 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar